Jumat, 13 Desember 2013
KAMUS PINTER DASANAMANE TEMBUNG
CARA MUDAH MENGAJAR BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR
Kenyataan di sekolah, bahwa nilai ulangan bahasa jawa lebih rendah disbanding dengan nilai ulangan mata pelajaran lainnya. Sebagaian besar siswa merasa sulit belajar bahsa jawa. Hal tersebut dibuktikan kurangnya minat dan semanagat para siswa ketika belajar Bahasa jawa, dan rendahnya perolehan nilai, baik nilai ulangan, rapot maupun nilai ujian sekolah.
Bukan hanya siswa yang menganggap mata pelajaran siswa itu sulit, tetapi sebagaian gurupun merasakan adanya kesulitan mengajar bahasa jawa di kelas. Kreterbatasan kemampuan guru terhadap materi pelajaran bahsa jawa, mempengaruki terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Guru masih sangat memprihatinkan dalam mengemas proses pembelajaran dalam pelajaran bahasa jawa. Penggunaan metode yang masih statis, yaitu hanya menggunkan metode ceramah, belum dimanfaatkannya alat perga secara sempurna, serta penguasaan materi yang masih sangat terbatas.
Nilai bahasa Jawa yang tinggi, tentu menjadi harapan kita semua.tingginya nilai mata pelajaran Bahasa jawa akan berpengaruh pula terhadap rerata secara umum. Tetapi harapan itu sungguh masih jauh dari kenyataan. Nilai bahasa jawa yang masih tidak lebih baik dari mata pelajaran yang lain menjadi bukti, bahwa pembelajaran bahasa jawa secara umum sangat perlu dilakukan terobosan atau langkah-langkah jitu untuk meningkatkan minat belajar siswa, semangat belajar siswa, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Jawa.
Beberapa langkah dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi belajara Bahas Jawa, bisa melalui modifikasi penggunaan metode, Optimalisasi penggunaan peraga dan strategi pemebelajaran yang tepat serta menambah referensi sumber belajar. Melalui media ini, penulis mencoba menyajikan satu langkah jitu untuk mempermudah pembelajaran bahsa jawa, yaitu Kamus mini yang dapat mempermudah pembelajaran sekaligus dapat membangkitkan minat dan semanagat belajar siswa.Pada kesempatan kali ini penulis menyajikan kamus pinter tentang Dasanamane tembung dan wateke tembang macapat. Dasanamane tembung dan watek tembang macapat, merupakan bagian dari materi pelajaran bahasa jawa, materi ini merupakan materi yang dikeluhkan oleh guru dan siswa bahwa materi tersebut termasuk materi yang sulit.
Penulis berharap dengan disajikannya kamus pinter tentang dasanamane tembung dan wateke tembang macapat dapat berguna sebagai solusi kesulitan belajar bahasa jawa pada umumnya dan materi dasanama dan watek tembang macapat pada khususnya.
Untuk mempermudah belajar materi tersebut, berikut ini penulis sajikan kamus mini dasanamane tembung dan wate-watek tembang macapat.
Kamus pinter Dasanamane Tembung.
No Tembung Dasanamane
1 Abang Abrit,mbranang,jingga,rekta
2 Alas Jenggala,wana,wanadri,luwung
3 Anom Mudha, taruna, taruni, timur
4 Arep Ayun, apti,arsi, arsa,septa
5 Asu Sona,srenggala,cemera
6 Anak Yoga, Suta, sunu,putra
7 Bangke Mayit,parasu,kunarpa,wangke, sawa, kuwanda
8 Beda Beneh,liya, pae, seje
9 Bodho Pengung,kumprung,jugul,pinging,mudha dama
10 Dalan Marga, margi,lurung,enu,delanggung
11 Dhewe Pribadhi,priyangga,anggana
12 Dhuwit Arta,yatra,uwang, picis
13 Dhuwur Luhur,inggil,dhuhur,punjung
14 Dhuta Utusan, caraka,cundhaka,wimbasara,gandhek,kengkenan
15 Endah Apik, raras,peni,rum,halep,resmi, wicitra
16 Emas Kencana,kanaka,jene, rukma,suwarna, rukmi
17 Embok Biyung,wibi,umi, ibu, rena, indhung
18 Gawe Kardi, karya,karti, yasa,makirtya
19 Godhong Ron, patra, rondhon
20 Gunem Wacana,angling,wicara,wuwus
21 Banyu We, Warih, tirta,toya,her,ranu
22 Omah Wisma, huma, griya, pondhok
23 Mati Seda,mangkat,pejah,wafat,antaka,lalis,lampus, layon,murud,palastra.
24 Macan Sardula, sima,
25 Kethek Monyet,wanara,juris,rewanda,wre,palwaga,kapi
26 Kembang Sekar, puspa, kusuma,
27 Awak Badhan, sarira,raga
28 Bapak Rama, papa,raka
29 Bojo Estri, garwa, prameswari.
30 Putih Pethak, seta,
31 Kuning Jenar,
32 Wadon Estri,putri,wanadya,hawa
33 Lanang Pria, jaler, jalu
34 Guru Dwija,pandhita,
35 Sirah Mustaka,kumba,murda,ulu, utangga
36 Seneng Remen,girang,harsana,harsaya,sukeng kapti,trustha
37 Sedhih Dhuhkita,kingkin,margiyuh,rimang,sudah,sungkawa,rudita
38 Rambut Keswa,rema,weni
39 Wadon Dayinta,dyah,gini,juwita, putrid,wanita, wanadya,rini,retna
40 Lintang Kartika,sasa,sudama,tranggana,wintang.
Untuk membantu mempermudah pembelajaran bahasa jawa tentang wateke tembang jawa, penulis juga mencoba menyajikan kamus pinter tentang tembang macapat berikut ini :
Kamus pinter watek-wateke tembang Macapat
No Tembang Guru gatra,wilangan,lagu Watek
1 Maskumambang 4 gatra, 10i-6a-8i-8a Sambat lara, sengsara
2 Mijil 6 gatra, 10i-6o-10e-10i-6i-6u Prikhatin, galau
3 Sinom 9 gatra, 8a-8i-8a-8i-7i-8u-7a-8i-12a Esih nom/kemenyar
4 Kinanthi 6 gatra, 8u-8i-8a-8i-8a-8i Seneng,wicajsana
5 Asmarandana 7 gatra, 8i-8a-8e-8a-7a-8u-8a Seneng,kasmaran
6 Gambuh 6 gatra, 7u-4u-6u-12i-8u-8o Komit,gumathok
7 Dhandhanggula 10 gatra, 10i-10a-8e-7u-9i-7a-6u-8a-12i-7a Pituturbecik, mulya
8 Durma 7 gatra, 12a-7i-6a-7a-8i-5a-7i Bekti,darma weweh
9 Pangkur 7 gatra, 8a-11i-8u-7a-12u-8a-81 Bekti,taat,mituhu
10 Megatruh 5 gatra, 12u-8i-8u-8i-8o Sedhih, nunggu ajal
11 Pocung 4 gatra, 12u-6a-8i-12o Lucu,akhir kehidupan
Nah teman-teman itu sekilas tukar kawruh untuk menambah wawasan pembelajaran bahasa jawa. Semoga dapat bermanfaat . Insya alah penulis akan menyajikan materi lain yang lebih menarik pada episode berikutnya. Selamat memacu prestasi. “ Iklas Bhakti Bina Bangsa, berbudi bawa laksana.
Penulis : Sutarko,S.Pd Guru dan kepala SDN. 1 Sidanegara, UPT Dinas Pendidikan kecamatan Kaligondang.
SENI MEMIMPIN BAGI KEPALA SEKOLAH
SENI MEMIMPIN BAGI KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas pokok meliputi kepala sekolah sebagai Edukator, Menejer,Administrator,Supervisor,Leadership.Inovator dan Motivator. Dari ke tujuh tupoksi kepala sekolah tersebut, semuanya saling mengkait anatara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya.Ketujuh tugas tetrsebut semuanya mempunyai peran dan bobot yang sama, artinya tidak ada satupun dari tugas tersebut yang dianggap tidak penting.
Keberhasilan suatu sekolah, sangat ditentukan oleh gaya dan seni kepemimpinan kepala sekolah. gaya dan seni memimpin yang diterapkan oleh seorang kepala sekolah sangat signifikan terhadap keberhasilan sekolah, baik dari dimensi akademik, dimensi kinerja keluarga sekolah maupun dimensi-dimensi lainnya.
Gaya Kepemimpinan
Kepribadian pemimpin sangat mempengaruhi warna lingkungann kerjsanya, demikian pula kepribadian seorang kepala sekolah, tentu akan sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan di tempat tugasnya. Gaya kepemimpinan secara umum ada 4 (empat) macam yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALISl
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Tidak ada satupun baik jenis maupun tipe serta gaya kepemimpinan yang paling baik., Keberhasilan seorang kepala sekolah dalam kepemimpinannya, adalah bagamana ketepatan menerapkan seni memimpinnya. Seni memimpin sanagat dibutuhkan oleh semua pemimpin.
Seni Memimpin
Seni memimpin adalah kemampuan seorang dalam mengelola , mengkoordinir sekolahnya. Seorang Kepala sekolah dalma memimpin yang baik adalah dengan menerapkan seni kepemimpinan yang akomodatif,aspiratif,inovatif. Kepemimpinan yang yang dapat mengakomodir ketiga komponen tersebut adalah kepemimpinan yang mengadopsi seni kepemimpinan Ki Hajar Dewantara Yaitu Sistim Among.
Sistem Amongnya Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Seni memimpin yang menggunkan system Among, adalah seni memimpin yang mengedepankan tiga hal utama yaitu
Ing Ngarsa Sung Tuladha
Adalah seni memimpin dengan pendekatan kepala sekolah di depan harus dapat member contoh, yaitu dengan mengedepankan Ketauladanan dari seorang sekolah. Seni kepemimpinan ini kepala sekolah harus benar-benar dapat memposisikan dirinya sebagai master dan tauladan dari segala bentuk pelaksanaan tugas maupun perilaku.. Keteladanan yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah kepada seluruh kelurga sekolah adalah Disiplin kerja, disiplin adminiostrasi, disiplin waktu, dan berperilaku terpuji. Tugas pokok kepala sekolah yang dapat dijadikan tauladan adalah meliputi kepala sekolah sebagai Edukator, Manager dan Leader.
Ing Madya Mangun Karsa
Adalah seni memimpin bagi kepala sekolah yang mengedepankan Pendekatan pembauran (teknik partisipan). Kepala sekolah dalam kepemimpinan ini dalam tugasnya berbaur , menyatu dengan rekan kerja sejawatnya serta selalu memotifasi rekan kerjanya agar tumbuh semangat dan minat kerja yang tinggi serta mampu berekspresi dan berinovasi dalam mengoptimalkan kinerjanya.
Perilaku kepala sekolah yang menerapkan seni memimpin ini adalah selalu memberikan dorongan, motivasi, pengakuan hasil kerja rekan kerjanya, memberikan penghargaan dan senantiasa memberikan kesempatan para rekan kerjanya untuk meningkatkan profesionalitas etos kerja.
Tut Wuri Hamdayani
Pada seni kepemimpinan kepala sekolah yang menerapkan pendekatan Tut wuri handayani adalah kepemimpinan kepala sekolah yang senantiasa memposisikan dirinya sebagai orang tua berada di barisan belakang mitra kerjanya. Dengan keberadaannya di belakang itu berfungsi sebagai pemberi dorongan dan kekuatan mitra kerjanya, sehingga para mitra kerjanya akan merasa aman, merasa terlindungi, sehingga akan tumbuh semangat dan kemaun kinerja baru. Seni kepemimpionan yang menggunakan pendekatan Tut wuri handayani sanagat tepat diapdukan dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai Leadership, Inofatro dan Motifator.
Tiada gading yang terak, tentu, dari uraian penulis tentang seni memimpin bagi kepal sekolah bukan merupakan suatu yang terbaik, tapi juga bukan merupakan terjelek. Tulisan ini merupakan sumbangan pemikiran penulis yang diharapkan dapat dijadikan referensi bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin/leader di sekolahnya.
Penulis : Sutarko,S.Pd
Guru dan kepala SDN. 1 Sidanegara, UPT Dinas pendidikan Kec. Kaligondang, Purbalingga, Praktisi pendidikan Inklusi, Pengurus Kwarcab Gerakan pramuka Kabupaten Purbalingga, Pengurus Forum Komunikasi Media tradisional kabupaten Purbalingga dan pemerhati budaya dan tradisi Banyumasan
INOVASI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI RUH DAYA TARIK MASARAKAT
PEMBERDAYAAN INOVASI KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI RUH DAYA TARIK MASYARAKAT
Everett M.Rogers , berpendapat bahwa : Inovasi addalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok atau diadopsi. Stephen Robbins mengemukaan, bahwa Inovasi adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
Dari beberapa pendapat tentang inovasi sebagaimana terurai diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan inovasi adalah segala usaha yang menghasilkan produk,proses,prosedur yang lebih baik, atau cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbgai hal, yang diperkenalkan oleh individu, kelompok atau institusi sekolah.
Daya/kemampuan inovasi seorang kepala sekolah sangatlah menentukan terhadap keadaan sekolahnya. Keberadaan suatu sekolah secara umum adalah merupakan cermin/poter dari daya dan kemampuan seorang kepala sekolah dalam mengembangkan fungsi kepala sekolah sebagai inovator.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan masarakat terhadap dunia pendidikan,
masarakat sekarang telah mengalami perubahan yang sangat signifikan tentang memilih sekolah bagi putara/ptrinya. Keadaan pada saat saya sekolah di Sekolah dasar dulu, sekolah ya mesti masuk pada sekolah yang ada di desanya, atau sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya. Tidak lagi mempermasalahan bagaimana keberadaan sekolah itu. Tapi untuk jaman sekarang masarakat tidak lagi seperti dulu, orang tua yang akan mendaftarkan sekolah anaknya sudah mempertimbangkan dan memilih sekolah dengan berbagaimacam pertimbangan. Ada wali murid yang memilih sekolah diloihat dari status sekolah, prestasi sekolah,keadaan guru, dan ada pula yang memilih sekolah dengan memertimbangkan latar belakang tertentu.
Kenyataan dilapangan ketika awal tahun pelajaran, akan kita dapati hal-hal yang selalu terjadi setiap tahun , yaitu ada sekolah yang sampai menolak calon peserta didik barunya, tapi ada sekolah yang masih kekurangan calon peserta didik barunya.
Venomena tersebut menarik bagi penulis untuk dikupas melalui rubrik ini. Masarakat dalam memilih sekolah pada saat sekarang, biasanya di dorong oleh faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang dimaksud, adalah pengaruh luar dari orang tua peserta didik karena tertatik dengan keadaan sekolah yang jadi pilihannya itu.
Menariknya suatu sekolah bagi masrakat, tentu tidak terlepas dari manajemen sekolah itu sendiri. Manajemen sebuah sekolah tidak terlepas dari peran seorang kepala sekolah. Banyak cara dan terobosan yang di tempuh oleh sekolah untuk mewujudkan sekolahnya agar menjadi sekolah vavorit, menjadi sekolah yang yang diidam-idamkan masrakat, dan sekolah yang menjadi dambaan masyarakat.
Kepala sekolah mempunyai tugas pokok sebagai: Edukator, Manager, Administrator ,Supervisor, Ledership, Inovator, dan Motifator. Dari ke tujuh tugas pokok kepala sekolah, ada salah satu tugas pokok kepala sekolah yang memiliki peran strategis. Dalam upaya mewujudkan sekolahnya agar menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat, tugas kepala sekolah sebagai Inovator menjadi salah satu tugas yang sanagat dominan untuk dioptimalkan.
Aspek Inofasi bagi kepala sekolah meliputi : kemampuan mencari dan menemukan gagasan baru, kemampuan melaksanakan proses pembaharuan di sekolahnya. Sedangkan indikator inofasi bagi kepala sekolah adalah ketrampilan melaksanakan pembaharuan bidang pembelajaran, bidang pengadaan tenaga pendidik dan karyawan, bidang ekstra kuri kuler,bidang penggalian sumber daya masarakat dan pencapaian prestasi sekolah.
Kepala sekolah yang inovatif adalah termasuk kepala sekolah yang unik dan spesifik, karena seorang kepala sekolah dapat mengakumulasikan pengalaman masa lampau dan kekinian dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru.
Untuk menjawab tantangan dan harapan masarakat, agar sekolahnya menjadi sekolah idaman dapat dilakukan dengan mengedepankan inovasi kepala sekolah sebagai ruh daya tarik masarakat.
Hakekat Inovasi.
Inovasi dipahami sebagai kemampuan melahirkan, mengubah,dan mengembangkan gagasan,proses,produk,mode,dan pelayanan serta perilaku tertentu, yang didalamnya terkandung ciri keaslian, baru, tidak lazim,dan tidak terduga. Inovasi juga tidak merupakan pembaharuan absolut, tetapi inovasi itu merupakan perubahan sebagaian-sebagaian atau perubahan pada indikator-indikator yang bersifat baru dan dapat dirasakan oleh institusinya,
Langkah-langkah penggalian inovasi.
Penggalian inovasi bagi seorang kepala sekolah, tidak perlu dilakukan secara makro, tetapi seyogyanya dilakukan secara mikro dan berjenajng. Implementasi inovasi dari tahap yang sederhana misalnya, seorang kepala sekolah melaksanakan inovasi pada pengaturan ruang kelas, penataan ruang kerja guru dan karyawan, penataan lingkungan sekolah, menambhan jenis ekstra kuri kuler dan unsur-unsur sederhana lainnya, sehingga pada akhirnya akan dirasakan bahwa disekolahnya telah terdpat pembaharuan yang kompleks.
Untuk mengembangkan daya/kemampuan inovasi kepala sekolah, seorang kepala sekolah dapat mengawali dari proses yang sederhana yaitu imitasi, duplikasi,pengembangan, dan tahap puncak adalah penciptaan sesuatu yang baru. Pada tahap penciptaan diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan bermakna.
Faktor pendorong yang dominan atas berkembang dan majunya suatu sekolah, adalah datang dari kepala sekolah yang memiliki keberanian dan kemampuan untuk mengambil resiko dalam mempercepat pertumbuhan dan dinamika kegiatan pada institusinya.
Strategi menumbuhkan daya inovasi bagi seorang kepala sekolah
Daya/kemampuan inovasi seorang kepala sekolah dapat diupayakan melalui upaya-upaya berikut ini : 1) selalu respek/tanggap dan kreatif terhadap kondisi, lingkungan kerjanya 2) kreatif menciptakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang tidak mampu diramalkan yang timbul di masa kini dan masa depan 3) memotifasi diri, bahwa upaya spektakuler yang dilakukan akan berakibat positip terhadap karir pribadi, institusi, serta menunjang kesehatan jiwa dan raga 4) komitmen bahwa upaya pembahruan yang dilakukan akan menimbulkan kepuasan dan kesenanagan yang besar.
Melalui empat cara sebagaimana tersebut di atas, secara bertahap dan berkesinambungan diharapakan kepala sekolah semakain kreatif dan inovatif. Dengan keartifitas dan inovatif kepala sekolah itulah , sekolah akan mengalami kemanujan dan peningkatan prestasi belajarnya. Keberhasilan itulah yang merupakan jawaban dan pemenuhan dari harapan dan tantangan dari masarakat.
Hanya dengan semangat dan komitmen yang tinggi , kepala sekolah dapat mewujudkan inovasinya sebagai ruh kemajuan sekolah. Pada gilirannya sekolahnya akan menjadi sekolah yang faforit, sekolah yang menjadi idaman dan dambaan masyarakat. Bukan hanya angan-angan dan andai-anadai, tapi marilah kita wujud curahkan gagasan dan ide sehingga akan tumbuh inofasi di sekolahnya. Mari secara bersama-sama kita ciptkan sekolah kita menjadi sekolah yang dapat menghipnotis dan menarik masyarakat, sehingga tertarik untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolah bapak ibu semua.
Daya tarik itu bisa berupa hasil besutan kepala sekolah melalui daya/kemampuan inovasinya di bidang akademik, lingkungan sekolah, ekstrakuri kuler maupun daya tarik lainnya. Selamat memacu prestasi dan membesut inovasi.
Penulis : Sutarko,S.Pd ( guru dan kepala SDN. 1 Sidanegara, UPT Dinas pendidikan kecamatan kaligondang)
MEMBENTUK KARAKTER SISWA MELALUI TEMBANG EDUKASI
TEMBANG EDUKASI MEDIA HANDAL PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
Semenjak dicanangkannya pendidikan karakter dan diberlakukannya di semua Satuan pendidikan, sampai saat ini hasilnya belum menunjukan hasil yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan masih banyaknya para peserta didik yang melakukan atau terlibat perilaku yang bertentangan dengan ketentuan atau aturan yang semestinya. Perkelaian, tawuran, tindakan anarkhis bahkan sampai pembunuhan yang dilakukan oleh peserta didik, semakin membuat kelabu akan keberhasilan pendidikan karakter di lingkungan satuan pendidikan atau sekolah keberhasilan pendidikan Karakiter siswa adalah merupakan dambaan bagi semua elemen masyarakat. Kenyataan dilapangan pendidikan karakter bagi siswa belum menunjukan hasil yang optimal. Belum berhasilnya pembangunan karakter siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh multi dimensi, baik dari dimensi siswa, guru maupun lingkungan.
Guru memiliki tugas mendidik dan mengajar, bertitik tolak dari tugas tersebut, guru menjadi tumpuan harapan bagi masarakat akan keberhasilan pembangunan karakter bagi para peserta didiknya. Bukan berarti penulis tidak mengakui kenyataan di lapangan bagi guru yang telah melaksnakan proses pendidikan karakter bagi siswanya, tetapi masih banyak guru yang belum mengimplementasikan pendidikan karakter tersebut sevara implicit kedalam mata pelajaran. Berbagai factor yang mempengaruhi guru sehingga belum melaksnakannya secara optimal. Guru yang belum melaksanakan pendidikan karakter secara optimal bagi para siswanya karena guru itu belum memahami konsep, belum memiliki metode yang tepat.
Kesenjangan antara harapan dan keadaan yang sesungguhnya sungguh sangat memprihatinkan. Maka penulis melalui rubric ini menyajikan cara yang menarik, mudah dan menyenangkan bagi siswa dalam membangun karakter yang diimplementasikan melalui proses pembelajaran, yaitu suatu pendekatan pembelajaran kolaborasi, pembelajaran kolaborasi adalah bentuk inovasi pembelajaran yang memadukan antara mata pelajaran dengan tembang-tembang edukasi.
Tembang-tembang edukasi adalah tembang-tembang yang sairnya berisi pesan-pesan moral. Pesan moral pada tembang eduksi sangat lengkap, ada yang berisi pesan tentang keagungan tuhan, bakti pada orang tua, mencintai sesame, kerja keras, jujur, cinta alam dan masih banyak lagi.
Berikut ini contoh tembang-tembang edukasi yang tepat untuk digunakan dalam kolaborasi penmbelajaran yang berfungsu sebagai media pembengunan karakter siswa.
1. Aku Cah Sekolah.
Aku cah sekolah cilika mesthi gagah
Ora tau wegah senajan krasa sayah
Saben dina mlebu senajan ora sangu
Nyuwun sangu pangestu bapak ibu
Nilai nilai karakter yang tersirat pada tembang Edukasi tersebut di atas meliputi : Baris pertama mencerminkan keberanian,percaya diri, baris kedua mencerminkan sikap kerja keras dan sikap pantang menyerah, baris ketiga mencerminkan sikap rajin, disiplin, dan sikap bersahaja, sederhana, baris keempat mengisaratkan norma patuh dan taat pada orang tua, berbakti pada orang tua.
2. Pak Guru
La kae pak guru rawuh ngasta buku
Sajak mesem guyu priksa aku dho sinau
Pak guru ko gagah mimpin bocah-bocah
Sing sregep sekolah tahun ngarep bisa munggah
Nilai-nilai karakter yang terkandung pada Tembang Edukasi yang kedua meliputi : baris pertaama nebcerminkan kebanggaan dan pengakuan kepada orang lain, baris kedua cerminan seorang guru yang peramah,sopan dan penuh keceriaan, baris ketiga mengamndung nilai-nilai keprofesionalan, tanggung jawab, berjiwa besar, sedangkan baris keempat mengandung nilai mulia mencerminkan kerja keras, tekun, rajin akan menghantar kesuksesan.
3. Pergi sekolah
Oh ibu dan ayah selamat pagi
Ku pergi sekolah sampai kan nanti
Selamat belajar nak penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayanagi teman
Itulah tandanya kau murid budiman.
Nilai-nilai karakter yang tersirat pada tembang edukasi yang ketiga meliputi : Baris pertama mencerminkan kepatuhan dan pengakuan keberadaan orang tua, baris kedua mengandung nilai kesetiaan, cinta dan ketulusan seorang anak, baris ketiga mengandung nilai karakter doa orang tua dan motivasi pada anakanya, baris keemapat cerminan pesan mulia tentang sopan santun dan peradaban luhur dan bari keempat merupakan amanat luhur menghormati yang lebih tua dan menyayangi sesame, baris kelima symbol pribadi yang berbudi luhur dan beraklak mulia.
4. Kasih Ibu
Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia.
Tembang kasih ibu mengandung pesan moral dan keteladanan budi luhur yang meliputi : Baris pertama mencerminkan kasih sayang orang tua kepada anak, baris kedua, gambaran kasih sayang orang tua bersifat abadi, baris ketiga adalah cerminan ketulusan dan tanpa pamrih, baris keempat tauladan ketulus iklasan.
5. Pocung
Ngelmu iku
Kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangakese dur angkara
Sedangkan tembang Pocung tersebut di atas, juga mengandung pesan moral , tauladhan, bimbingan dan ajakan perilaku terpuji. Sebagaimana tersirat pada baris pertama ilmu merupakan kebutuhan utama bagi setiap mausia, baris kedua, mengamanatkan bahwa ilmu akan bermanfaat apabila diimplementasikan pada bentuk perbuatan, tingkah laku yang nyata, Bris ketiga menanadaskan bahwa ilmu adalah sesuatu yang menjadi sumber kekuatan, baris keempat mencerminkan ilmu membuat seseorang menjadi sentausa kokoh dan percaya diri, dan baris kelima menanamkan nilai kebaikan dan kejujuran dapat mengalahkan segala bentuk kejahatan.
Dari kelima contoh tembang Edukasi diatas, semuanya mengandung pesan moral dan makna yang sangat luhur . Maka sangatlah tepat bagi para guru, tembang-tembang Edukasi tersebut digunakan sebagai media pendidikan dan pembentukan karakter bagi peserta didiknya.
Teknik Penggunaan.
Tembang-tembang Edukasi yang sarat akan pesan Moral dan keteladanan seyogyanya digunakan dalam proses pembelajaran dengan tepat. Tembang –tembang Edukasi dapat disajikan pada tahap Apersepsi, Tanap Inti dan pada penutup proses pembelajaran.
Tembang –tembang Edukasi disajikan pada tahap Apersepsi, manakala guru ingin menciptakan suasana kelas dan siswa menjadi cair, familier dan antusias untuk belajar. Pada tahap apersepsi, tembang edukasi sanagat berperan besar sebagai sarana pembentukan karkter siswa, karena pada tahapan ini segenap siswa dalam keadaan sempurna baik energy, minat dan stamina, sehingga nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya akan dengan sempurna di serapnya.
Guru menyajikan tembang-tembang Edukasi pada tahap inti pembelajaran, guru berarti jeli dalam mengemas proses pembelajaran. Biasanaya pada tahapan inti proses pembelajaran, minat, semangat, enegi siswa sudah menurun. Maka sajian tembang Edukasi yang disajikannya, tentunya memilih tembang Edukasi yang semangat, rancak dan menarik. Diharapakan sajian tembang Edukasi pada tahapan Inti pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat, minat dan berfungsi sebagai relaksasi bagi para siswa. Dengan demikian tembang edukasi akan berfungsi ganda sebagai relaksasi juga sebagai media penanaman nilai-nilai karakter.
Tembang – tembang edukasi juga sangat tepat disajikan pada akhir pembelajaran, pada tahap ini biasanya siswa sudah merasa bebas, segar, semanagat karena akan pulang. Pada saat yang seperti itulah makna dan nilai-nilai karakter yang terkandung didalam tembang edukasi yang disajikan akan dapat terserap dengan optimal.
Agar nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam tembang edukasi dapat terserap , tumbuh, berkembang dan terpatri pada jiwa dan raga siswa, maka guru setelah menyajikan tembang wajib menerangkan nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya, setelah siswa memahami kandungan nilai karakternya, guru kemudian mendoktrinasi dan menghipnotis siswanya dengan cara yang menarik, menyenangkan, sehingga seluruh siswa akan terinspirasi selanjutnya akan meneladani, melakukan budi pekerti yang luhur dan mempublikasikannya pada orang lain. Itu adalah upaya guru untuk menumbuhkan Jiwa dan semanagat yang selalu berlandaskan Pancasila secara Intrinsik, sedangakan secara ekstrinsik untuk menumbuhkan jiwa dan semanagat serta perilaku terpuji, secara kelembagaan perlu menerapkan tata tertib dan sangsi secara manusiawi dan normative.
Kita yakin bahwa tembang-tembang Edukasi adalah media handal untuk membangun Krakter siswa. Hanya dengan niat yang tulus dan kerja keras tanpa pamrih yang dapat menghantar kesuksesan kita semua.
Marilah seluruh guru senagai pendidik sepenuh hati kita lakukan dengan wujud nyata membangun karakter siswa melalui tembang- tembang edukasi. Omong kosong karakter siswa akan terbentuk apabila hanya gembar-gembor secata teori saja, tapi yakin pada saatnya nanti karakter siswa akan terbentuk melalalui media handal tembang Edikasi dari hasil kerja nyata para guru yang terhormat. Iklas Bhakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana
Penulis : Sutarko,S.Pd ( Guru dan Kepala SDN 1 Sidanegara UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaligondang, Praktisi Sekolah Inklusi
STRATEGI KEBERHASILAN PENILAIAN KINERJA GURU
STRATEGI KEBERHASILAN PENILAIAN KINERJA GURU
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi nomor 16 tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan, Penilaian karir , kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan,penerapan pengetahuan dan ketrampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kopetensi Guru.
Fungsi Penilaian Kinerja Guru
Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta ketrampilan guru, sangat menentukan tercapaianya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut.
Sistem penilaian Kinerja Guru adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemmpuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukan dalam unjuk kerjanya.
Secara umum Penilaian Kinerja guru memiliki 2 (dua ) fungsi utama sebagai berikut :
1. Untuk menilai kemampauan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan ketrampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran , pembimbingan,atau pelaksanaan tugas relevan dngan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demimikan profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit ketrampilan untuk setiap guru ,yangdapat dipergunakan sebagai perencanaan PKB.
2. Untuk menghitung angka kredit yang dpeoleh guru atas kinerja pembelajaeran,bimbingan, atau pelaksaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah yang dilakukannya pad tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembngan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat jabatan fungsional.
Hasil PK Guru duharapkan dapat bermanfaat untuk menetukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerjan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insane yang cerdas,komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru, sedangkan bagi guru, PK guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsure-unsur kinerja yang dinilai dan merupakan saran untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
Prnilaian Kinerja Guru mempunyai banyak manfaat, karena dapat dipergunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Adapun secara khusus manfaat penilaian Kinerja guru adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Sebagai perbaikan kinerja
3. Sebagai kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Sebagai sarana pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi ,mutasi ,pemecatan, pemberhentian dan perencanaan rekrutmen tenaga kerja
5. Sebagai kepentingan penelitian kepegawaian
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.
Departemen Pendidikan Nasional, merujuk adanya beberapa manfaat dari penilaian Kinerja guru
adalah : a) sebagai pengembangan staf melalui in-service training ,b)pengembangan Kariri melalui in-service trining, c) hubungan yang semakin baik antara guru dan kepala sekolah, staf lainnya, d) memperdalam pengetahuan tentang sekolah dan pribadi, e) mengoptimalkan produktifitas antara penilaian dengan perencanaan pengembangan sekolah,f) memberikan layanan kesempatan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa serta peningkatan moralitas guru dan efisiensi sekolah.
Kenyataan di lapangan masih terdapat kesenjangan anatara harapan dan kenyataan. Kesenjangan yang ditemui di sekolah-sekolah anatara lain, masih adanya kepala sekolah selaku Asesor PKG yang belum sepenuhnya memahami konsep PKG, masih adanya sekolah di tahun 2013 ini yang belum memulai PKG, masih adanya guru yang belum siap untuk di nilai.
Menyikapi kesenjangan yang ada maka anatara kepala sekolah selaku asesor dengan guru sebagai obyek PK Guru, perlu mempersiapkan diri agar PK guru dapat berjalan sesuai ketentuan dan dapat menghasilkan nilai PK Guru yang Optimal. Persiapan-persiapan yang sangat perlu dilakukan oleh kepala sekolah selaku asesor dan guru sebagai obyek penilaian meliputi :
Persiapan bagai kepala sekolah selaku Asesor :
1. Persiapan Psikologis :
Untuk memperlancar tugas kepala sekolah selaku asesor PK guru , sangat dibutuhkan kematangan jiwa. Kematangan jiwa seorang kepala sekolah akan terwujud manakala kepala sekolah menguasai bidang tugas yang akan dilaksanakan. Sebagai perwujudan hal tersebut, maka kepala sekolah wajib menguasai materi tentang PK guru mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan.
2. Persiapan Materi :
Agar pelaksanaan PK guru dapat berjalan lancer dan mengahsilkan hasil yang optimal, kepala sekolah selaku asesor wajib menguasai materi secara mendalam, materi-materi yang perlu dikuasi pada kontek PK Guru anatara lain; dasar hokum pelaksanaan PK guru, Maksdud dan tujuan PK Guru, Pedoman, instrunen,teknik dan administrasi pendukung lainnya.
Persiapan bagi Guru selaku Objek PK guru :
a. Pemahaman panduan, petunjuk pelaksanaan dan teknis PK Guru
b. Memahami semua indicator penilaian yang tercantum dalam pedoman PK Guru.
c. Mempersiapan semua komponen administrasi yang dibutuhkan dalam PK guru
d. Mempersiapan semua administrasi dan sarana prasarana pembelajaran
e. Mempersiapkan kondisi kelas, siswa, dan lingkungan sekolah
f. Menetapkan waktu yang disepakati anatara guru dengan asesor
3. Strategi keberhasilan bagi guru
Untuk memperoleh nilai yang optimal dari proses Penilaian Kinerja guru, perlu adanya setrategi yang diterapkan oleh seorang guru. Karena titik utama Penilaian Kinerja guru pada kompetensi paedagogik dan professional, maka guru harus merumuskan strategi yang jitu pada kedua kompetensi tersebut. Setrategi keberhasilan dalam Penilaian Kinerja guru meliputi :
a. Uji validitas dokumen perencanaan pembelajaran
b. Pemutakhiran desain pembelajaran
Uji validitas dokumen perencanaan pembelajaran sangat perlu dilkaukan, uji validitas perencanaan pembelajaran adalah merupakan salah satu tahapan yang menguji kebenaran, kelengkapan dan kesesuaian Rencana Pembelajaran yang dibuat oleh guru dipadukan dengan indicator penilaian sudah memenuhi criteria yang dijabarkan pada instrument Penilaian Kinerja Guru atau belum.jika ditemukan rumusan-rumusan yang tertulis pada RPP itu belum sesuai dengan instrument, tentu wajib dilakukan penyempurnaan.
Pemutakhiran desain pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penilaian Kinerja guru. Desain pembelajaran yang sempurna tentu akan memiliki andil besar dalam mendukung suksesnya Proses pemebelajaran yang dilaksanakan. Dalam pemutakhiran desain pembelajaran yang dialkukan adalah memformulasikan waktu dengan tepat mulai dari tahap apersepsi, kegiatan inti dan penutup. Dari tga tahapan itu di sediakan waktu yang efektif , persiapan dan penggunaan alat peraga dengan tepat,melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta penggunaan alat peraga, melakuakan bimbingan dan layanan dengan baik, serta menyiapkan metode yang tepat.
Penulis yakin jika semuanya telah kita siapkan dengan mapan, tentu penilaian kinerja guru akan dapat berjalan lancer dan akan membuahkan hasil yang optimal.
Jadikan penilaian Kinerja guru sebagai wahana pengembangan profesi, jangan dijadikan sebagai beban.
Selamat dan sukses untuk seluruh pendidik sepenuh hati.
Langganan:
Postingan (Atom)