Sekarang kutemukan pengabdian yang sesungguhnya bagi seorang pendidik sepenuh hati, pasalnya, waktu yang telah silam terpinggirkan anak-anak yang kurang beruntung karena dari ketunaannya. Mereka tidak dapat menikmati pendidikan karena mengalami ketunaan seperti, tuna daksa, tuna rungu, Tuna Grahita, Lamban belajar dan ketunaan serta kebutuhan khusus lainnya. Secara jujur dulu anak-anak yang demikian itu selalu luput dari perhatian dan kasih sayang guru, karena tidak mampu beradaptasi dengan prestasi yang dimiliki oleh teman-teman lainnya. Tetapi setelah pememrintah melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas yaitu diselenggarakannya Pendidikan Inklusi pada sekolah-sekolah Negeri yang ditunjuk, kini anak-anak yang menyandang ketunaan bisa bernapas lega , karen ddapat bersekolah di sekolah penyel;enggara pendidikan Inklusi. Kami selaku penyelenggara sekolah Inklusi kini merasa berbahagia karena dapat membimbing anak-anak yang berkebutuhan khusus, walaupun dengan segala keterbatasan. Halangan, hambatan dan rintangan cukup banyak yang kami hadapi, baik dari sisi kemampuan teman-teman guru, minimnya sarana pendukung pembelajaran bagi ABK, maupun hal-hal lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan Inklusi. Kita sangat berdosa mengapa kita pernah memandang sebelah mata, antipati, bahkan mencaci pada anak-anak ABK. Padahal setelah kami mencoba menanganinya dengan sedikit ilmu dan pengetahuan tentang penanganan pada sekolah Inklusi, ternyat anak-anak ABK itu juga memiliki kemampuan dan bakat yang luar biasa pada kategori ketunaan itu.
Maka mari seluruh pendidik sepenuh hati dimanapun kita berada bimbinglah anak-anak ABK dengan sepenuh hati juga. Karena ia pun anak negeri yang memimpikan Masa depan yang gemilang.
Wahai....para ABK jangan berkecil hati ayo kita kejar Cita-cita...
Selamat......Sukses untuk ABK Ku...